SHARING KEUANGAN SYARIAH

Wednesday, December 5, 2018

PENGELOMPOKAN ASSET DAN LIABILITIES BANK DARI SUDUT PANDANG SEORANG ALM (ASSET LIABILITIES MANAGEMENT)



Image result for gambar asset dan liabilities                    
                                          




PENGELOMPOKAN ASSET DAN LIABILITIES BANK DARI SUDUT PANDANG SEORANG ALM (ASSET LIABILITIES MANAGEMENT)


Apabila kita memiliki Tabungan, Deposito atau simpanan di Bank, tahukah kita uang yang kita simpan dibank akan dikemanakan/disalurkan kemana saja oleh pihak manajemen Bank? Amankah uang kita yang mereka kelola? jika kita melakukan penarikan/pengambilan uang dibank tersebut setiap saat apakah dana telah tersedia dibank tersebut? sudah benar atau tepatkah Bank memutarkan dana nasabahnya? untuk menjawab pertanyaan ini maka kita perlu mempelajari konsep Asset and Liability Management, dimana setiap Bank memiliki tim manajemen aset dan kewajiban yang akan mengelola atau memanajemen aset dan kewajibannya.



Proses pemutaran uang yang ditabung nasabah pada bank tersebut harus diinvestasikan/diputarkan oleh bank untuk mendapatkan keuntungan, proses pemilihan investasi itu harus dilakukan dengan seksama dan kehati-hatian karena kesalahan dalam memilih investasi akan membawa akibat Bank tersebut tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada nasabahnya. Tugas utama manajemen aset dan kewajiban adalah memaksimalkan laba, meminimalkan resiko, dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.



Pengertian Asset and Liability Management
Merupakan serangkaian tindakan dan prosedur yang dirancang untuk mengontrol posisi keuangan suatu bank. Bank menghadapi kemungkinan resiko dalam menjalankan bisnisnya, beberapa resiko tersebut :

Resiko dibidang kredit
Resiko dibidang likuiditas (Bank tidak dapat memenuhi kewajibannya pada waktunya atau hanya dapat membayar dengan melakukan pinjaman darurat atau menjual aktiva.

Resiko tingkat suku bunga (resiko akibat perubahan suku bunga).

Resiko nilai valuta asing (Kerugian akibat perubahan kurs)

Resiko dibidang kontijen (Transaksi yang mengandung syarat yang mana hasilnya akan diketahui dimasa yang akan datang)

Fungsi utama Manajemen aset dan kewajiban terdiri dari :

1. Manajemen Likuiditas
Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen Bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajiban-kewajiban maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat. Pengelolaan likuiditas tersebut dilakukan untuk  memenuhi pekerjaan – pekerjaan sebagai berikut :
1. Kemampuan untuk memprediksi kebutuhan dana di masa yang     akan datang.
 
   2. Mencari sumber dana untukmencukupi jumlah yang               
    dibutuhkan.
   3. Melakukan penatausahaan untuk arus dana yang masuk dan   
    keluar.

Selanjutnya dalam pengelolaan likuiditas Bank ada beberapa risiko yang mungkin timbul antara lain sebagai berikut :
a. Risiko Pendanaan (Funding Risk)
Risiko ini timbul apabila Bank tidak cukup dana untuk memenuhi kewajibannya.

b. Risiko Bunga (Interest Risk)
Adanya berbagai variasi tingkat suku bunga dalam aset maupun liabilities dapat menimbulkan ketidakpastian tingkat keuntungan yang akan diperoleh.

Manajemen Gap (Mismatch)

Manajemen Gap adalah upaya-upaya untuk mengelola dan mengendalikan kesenjangan (gap) antara aset dan liabilities pada suatu periode yang sama, meliputi kesenjangan dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo atau perpaduan antara ketiganya. 

Atau dengan kata lain manajemen gap adalah upaya untuk mengatasi perbedaan (mismatch) antara aset yang sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive Assets/RSA) dan pasiva yang sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive Liabilities/RSL). RSA adalah aktiva berbunga yang bunganya dapat berubah setiap saat, contoh surat-surat berharga sedangkan RSL adalah pasiva berbunga yang bunganya dapat berubah setiap saat, misalnya deposito berjangka, dana yang bunganya dikaitkan dengan SIBOR/LIBOR. 

Posisi gap dapat positif, negatif atau nol. Dalam neraca Bank hampir selalu terjadi ketidakseimbangan antara sumber dana di sisi liabilities dengan penggunaan dana disisi aset. Sehingga perlu dilakukan strategi manajemen di bidang pendanaan maupun penempatannya (investment). 

Untuk merealisir strategi tersebut dengan sebaik-baiknya harus dilakukan dengan mengubah tingkat suku bunga, baik suku bunga simpanan maupun suku bunga pinjaman. Oleh karena itu, manajemen gap bertujuan untuk :
1. Menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat      bunga.
2. Mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam batas      risiko tertentu.
3.   Menunjangkebutuhan manajemen likuiditas.
4.   Mengelola risiko serendah mungkin.
5. Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan      kinerja dengan tingkat suku bunga yang wajar.

Pengukuran Gap Pengukuran besarnya gap antara sisi aktiva dengan sisi pasiva diukur dengan menggunakan “Interest Maturity Ladder”, yaitu berupa suatu tabel yang disusun dari aset dan liabilities yang dikelompokkan menurut periode peninjauan bunganya. 

Besarnya gap akan menentukan besarnya potensi keuntungan atau kerugian yang akan timbul dari perubahan tingkat bunga tersebut. Besarnya gap dapat berubah membesar atau mengecil karena transaksi-transaksi yang dilakukan. Strategi Manajemen Gap Perubahan suku bunga akan menimbulkan dampak yang tidak sedikit terhadap struktur neraca maupun kinerja Bank. 

Oleh karena itu timbul upaya-upaya untuk mengelola Interest Rate Management, yaitu suatu kegiatan untuk menata interest rate secara simultan atau bersamaan antara sisi asset maupun sisi liabilities sehingga dapat diperkecil dampak negatif perubahan suku bunga terhadap target pencapaian pendapatan bersih yang stabil dan berkembang. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penataan manajemen gap, yaitu :

    JangkaWaktu
    Repricing
    Interest Rate
    Acceleration of Change
 


Contoh Pengelompokkan Asset dan Liabilitas Bank dari sudut pandang ALM   : 
Data diambil dari Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri        Periode 30 Juni 2018, terdiri dari:

1.Neraca
2.Laporan Laba Rugi
3.Laporan Komitmen Kontijensi
Management Asset dan Liabilities digunakan untuk pengelolaan suatu Neraca Keuangan Perbankan berbentuk DPK.  Dana Pengelolaan Investasi ke dalam bentuk Asset untuk mengoptimalkan Struktur Neraca Bank guna memperoleh maksimal Laba sekaligus Pengelolaan Risiko-risiko yang mungkin. Tujuan:
1.Memaksimalkan Laba
2.Meminimalisir Risiko
3. Menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

Bank Dari Sudut Pandang ALM

ASET
Kas                                1,827,025
Penempatan di BI          8,953,600
PenempatanBank lain    3,788,608
Surat Berharga             14,759,379
Total AsetLikuid          29,328,612
Total Piutang                39,623,043

Total Pembiayaan        22,517,586
Total Aset Tetap                777,702
Total AsetLain                1,838,587

Pertanyaan 1: Berapa persen nilai piutang dan pembiayaan terhadap nilai asset total bank?

Total Piutang+ Total Pembiayaan/Total Aset
(39,623,043 + 22,517,586)/31,944,901 = 1,945 atau195%

Artinya, setiap Rp. 1 total asset dijamin oleh 1,94 total piutang dan pembiayaan yang dimiliki perusahaan. Atau perbandingannya 
adalah1,9 : 1

Dana Wadiah                                  10,642,088
Dana InvestasiNon Deposito          28,922,418
Deposito                                          39,516,575
Kewajibansegera                               2,425,443
Surat berhargaditerbitkan                     375,000
Total Liabilitas                                 85,239,182
Total Ekuitas                                      7,573,923

Pertanyaan2: Berapa Persen dana masyarakat dibandingkan modal terhadap nilai pasiva total bank? 

 
Modal/totalpasiva=  7,573,923/92,813,105
=0,08 atau 8,1%
Liabilitas/totalpasiva=  85,239,182/92,813,105
=0,91atau 91%

Artinya, dana masyarakat lebih besar dibandingkan dengan modal terhadap total pasiva bank dengan perbandingan 0,91:0,08Hal ini mengindikasikan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah tinggi dan memungkinkan untuk menyimpan uangnya di Bank Syariah Mandiri. WT